Stres pada kucing memiliki dua tingkat bahaya yang harus Anda ketahui, yaitu stres kronis dan stres akut.
Kucing yang mengalami stres akut kemungkinan besar telah menghadapi ancaman atau kondisi yang susah diadaptasi olehnya.
Sementara itu, stres kronis pada kucing lebih sukar untuk Anda ketahui dan biasanya dialami dalam jangka panjang.
Sebenarnya, kucing sudah memiliki sistem fisiologis untuk mengontrol kadar stres.
Sistem yang mendominasi antara lain, sumbu HPA ( hipotalamus), hipofisis, dan adrenal.
Kemudian, kucing juga memiliki sistem saraf simpatis untuk mengatur stres, pola hidup, dan kembang biaknya.
Dengan sistem saraf, kucing mampu menahan diri dan merespons saat kejadian tidak terduga terjadi.
Termasuk berlari menghindar saat stres melanda.
Ada beberapa penyebab kucing stres yang menyebabkan meong lebih sering, simak selengkapnya berikut ini: Bantu Anak Melawan Stres dengan Bermain Aktif Kucing memiliki sifat yang mudah ramah.
Salah satunya mengeong untuk menyambut dan memberi salam ketika Anda baru saja pulang ke rumah.
Begitu pula, memberi salam pada orang lain yang datang sebagai tamu.
Hal ini sangat umum dan normal terjadi.
Anda hanya perlu beradaptasi dengan suaranya yang mungkin mengganggu.
Kucing tanpa dikebiri tentu memiliki rasa berahi karena reproduksinya berjalan normal.
Terutama pada kucing betina yang sering mengeong dan cenderung melolong untuk menarik perhatian serta sebagai tanda menerima kehadiran kucing jantan.
Hal yang sama juga dilakukan oleh pejantan.
Mengeong berlebihan ini juga menunjukan bahwa si kucing ingin kawin seiring naiknya hormon estrogen.
Rasa takut maupun terancam membuat kucing tidak nyaman sehingga mengeong untuk meminta pertolongan.
Rasa ini bisa dipicu oleh suara petir dan lainnya membuat kucing kaget hingga nyawanya terancam.
Kemudian, mengeong berlebihan ini bisa terjadi pada kucing peliharaan di rumah.
Di mana kucing merasa wilayahnya direbut oleh hewan lain yang seruang dengannya.
Nadeo Argawinata Punya Cara Enyahkan Stres, Apa Saja? Kucing adalah hewan yang menyukai kontak sosial dengan manusia.
Mereka pun sering mengeong sembari mendekati seseorang untuk menarik perhatian.
Anda bisa memberinya belaian dan mengajaknya bicara.
Kucing yang Anda tinggal sendirian dalam jangka panjang juga akan lebih aktif mengeong untuk mendapatkan perhatian dari rasa kangennya kepada Anda.
Kucing rentan mengalami demensia (berkurangnya daya ingat) tentang dirinya dan hal lain saat menjelang usia tua sekitar 10 tahun.
Dalam proses ini, dua fungsi otak kucing seperti memori dan kemampuan menilai perlahan merosot.
Saraf indera penglihatan dan pendengaran juga mulai mengalami gangguan.
Dengan demikian, kucing yang menua hanya bisa mengeong keras untuk meminta pertolongan.
Kucing yang dilanda kesedihan seperti ditinggal pergi oleh teman maupun majikannya, ia akan cenderung mengeong.
Gejala ini tampak mudah Anda pahami.
Antara lain, kucing akan mondar-mandir dengan mengeluarkan mengeongan yang keras sepanjang waktu.
Kemudian, tampak sedang mencari-cari atau hanya diam di suatu tempat yang menjadi masa lalunya.
Namun, hal ini bisa menjadi sinyal bahwa si kucing sedang mengalami sakit-penyakit seperti hipertiroidisme, hipertensi, penyakit pada kotak suara (laring), hingga penyumbatan kantong kemih.
Stres adalah hal utama mengapa kucing Anda sering mengeong.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh perubahan yang berlangsung pada hidup mereka.
Antara lain, Anda baru saja membawa kucing di tempat baru, adanya hewan atau orang baru di rumah, hingga sakit.
Kenali lebih teliti gejala-gejala yang membuatnya mengeong berlebihan.
Jika perlu, berkonsultasilah kepada dokter hewan.
Pilihan editor: 5 Kiat Memelihara Kucing agar Kesehatannya Terjaga NIA HEPPY | ALFI MUNA SYARIFAH